Nama :
Mukhtar Abdul Aziz
Prodi : Thp (Telnologi Hasil Pertanian)
Angkatan : 2014
Fakultas : Pertanian
Universitas : Pattimura Ambon
Asal Sekolash :
SMA N 1 Seram Utara Timur Seti
Facebook : Mukhtar Abdul Aziz
A.
Sejarah Perkembangan Mikrobiologi
Mikrobiologi merupakan suatu istilah luas yang berarti studi tentang organisme
hidup yang terlalu kecil untuk dapat dilihat dengan mata terlanjang. Dalam
bahasa Yunani “Mikrobiologi” diartikan mikros yang berarti kecil, bios yang
artinya hidup dan logos yang artinya ilmu. Mikrobiologi adalah suatu kajian
tentang bentuk, sifat dan peranan mikroorganisme. Mikroorganisme hanya dapat
dilihat dengan bantuan mikroskop. Antonie Van Leeuwenhoek (1632-1723) ialah
orang yang pertama kali mengetahui adanya dunia mikroorganisme. Pada tahun 1675
Antonie, membuat mikroskop dengan kualitas lensa yang cukup baik, sehingga bisa
mengamati mikroorganisme yang terdapat pada air hujan yang menggenang dan pada
air jambangan bunga. Dari air hujan yang menggenang di kubangan-kubangan dan
dari air jambangan bunga, ia peroleh beraneka hewan bersel satu dengan
menggunakan mikroskop buatannya. Ia tertarik dengan banyaknya benda-benda kecil
yang dapat bergerak yang tidak terlihat dengan mata biasa. Ia menyebut
benda-benda bergerak tadi dengan ‘animalcule’ yang menurutnya merupakan
hewan-hewan yang sangat kecil. Selain itu ia juga menemukan adanya Hewan bersel
satu ini kemudian diberi nama Infusoria atau “hewan tuangan”. Penemuan ini
membuatnya lebih antusias dalam mengamati benda-benda tadi dengan lebih
meningkatkan mikroskopnya. Hal ini dilakukan dengan menumbuk lebih banyak lensa
dan memasangnya di lempengan perak. Akhirnya Leewenhoek membuat 250 mikroskop
yang mampu memperbesar 200- 300 kali. Leewenhoek mencatat dengan teliti hasil
pengamatannya tersebut dan mengirimkannya ke British Royal Society. Salah satu
isi suratnya yang pertama pada tanggal 7 September 1674 ia menggambarkan adanya
hewan yang sangat kecil yang sekarang dikenal dengan protozoa. Antara tahun
1963-1723 ia menulis lebih dari 300 surat yang melaporkan berbagai hasil
pengamatannya. Salah satu diantaranya adalah bentuk batang, coccus maupun
spiral yang sekarang dikenal dengan bakteri. Pentingnya penemuan tersebut tidak
dihargai pada saat itu terlebih lagi Penemuan Leewenhoek tentang animalcules
menjadi perdebatan darimana asal animalcules tersebut. Ada dua pendapat yang
muncul, satu mengatakan animalcules ada karena proses pembusukan tanaman atau
hewan, melalui fermentasi misalnya. Pendapat ini mendukung terori yang
mengatakan bahwa Makhluk hidup berasal dari benda mati melalui proses
abiogenesis (genaratio spotanea). Pendapat kedua mengatakan bahwa animalcules
tadi berasal dari animalcules sebelumnya seperti halnya organismea tingkat
tinggi. Pendapat ini disebut dengan biogenesis. Mikrobiologi tidak berkembang
sampai perdebatan tersebut terselesaikan dengan dibuktikannya kebenaran teori
biogenesis. Pembuktian ini memerlukan berbagai macam eksperimen yang nampaknya
sederhana dan perlu waktu lebih dari 100 tahun.. Baru setelah hampir 200 tahun
berikutnya, seorang ahli Perancis, Louis Pasteur, Louis Pasteur (1822 – 1895)
seorang ahli kimia yang menaruh perhatian pada mikroorganisme. Beliau meneliti
peran mikroba dalam industri anggur dan pembuatan alkohol dalam proses
fermentasi.
B.
Perkembangan Studi Mikroorganisme
Studi pengaruh dan pemanfaatan mikroorganisme, sebenarnya sudah berlangsung
selama ribuan tahun, tetapi baru 300 tahun yang lalu mikroorganisme dipelajari
dan dikaji lebih mendalam.
1. Teori Generatio Spontanea (Abiogenesis) dan Biogenesis
Teori
Generatio Spontanea ini dikembangkan untuk menjelaskan adanya lalat pada daging
yang membusuk. Tikus pada makanan ternak yang terurai, dan ular yang membusuk
pada air yang menggenang. Pada abad XIX, muncul isu ilmu pengetahuaan mengenai
asal–usul kehidupan. Setelah ditemukannya suatu dunia organisme yang tidak
tampak dengan mata telanjang membangun minat terhadap perbedaan mengenai asal–usul
kehidupan yaitu dari manakah asal jasad – jasad renik ini muncul. Oleh karena
itu muncullah pertentangan dari para ahli dan ilmuwan, sehingga melahirkan dua
aliran atau tokoh yaitu aliran Non Vital dan aliran Vital. Pada zaman
Aristoteles lebih dari 2000 tahun yang lalu (300 tahun sebelum Isa
Almasih) muncul suatu pendapat, bahwa kehidupan berasal dari bahan atau benda
mati yang mengalami penghancuran. Konsepsi ini dikenal sebagai teori sebagai
spontan atau abiogenesis (abio,”tidak hidup”: genesis “asal”). Aristoteles
berpendapat, bahwa organisme hidup (mahluk –mahluk kecil) terjadi dari benda
mati.
2. Francesco Redi (1668)
Francesco Redi (1668),
seorang fisikawan Italia merupakan orang pertama yang melakukan pembantahan
teori generation spontanea. Pada penelitiannya Redi menggunakan dua kerat
daging segar yang diletakkan dalam dua wadah. Wadah yang satu ditutupi kain
yang tembus udara dan yang satu tidak ditutupi. Setelah beberapa hari, pada
daging tidak tertutup mulailah keluar belatung-belatung. Sementara itu pada
daging yang tertutup tidak tumbuh belatung dari experimen itu maka Franscesco
Redi menyimpulkan dan menunjukkan bahwa ulat yang ada dalam daging busuk adalah
larva yang berasal dari telur lalat, bukan hasil dari generatio spontanea.
3. John Needham
(1713-1781)
Needham adalah
seorang pendeta bangsa Irlandia. Selama tahun 1745-1750 ia mengadakan percobaan
dengan daging yang direbus. Ia juga mengadakan eksperimen lain dengan berbagai
rebusan padi-padian. Meskipun air rebusan tersebut disimpannya rapat-rapat
dalam botol tertutup, namun timbulah mikroorganisme dengan kata lain menurutnya
kehidupan dapat timbul dari benda mati.
4. Lazzaro Spallanzani
(1729-1799)
Lazzaro Spallanzani, seorang
biologiwan italia, dalam usahanya untuk membantah dan membuktikan bahwa
konsepsi abiogenesis yang dikemukakan oleh Antonie dan Nedham itu tidak benar.
Dia mengatakan bahwa perebusan dan kemudian penutupan botol–botol berisi air
rebusan yang dilakukan Needham itu tidak sempurna. Kemudian Spallanzani melakukan
percobaan dengan merebus kaldu daging selama 1 jam dan menempatkannya pada
toples yang disegel/ditutup rapat dan hasilnya menunjukkan tidak ditemukannya
mikroorganisme dalam kaldu tersebut, karena dengan menutup botol tidak
memungkinkan masuknya udara (oksigen) yang sangat dibutuhkan bagi kehidupan
mikroorganisme. Namun hal ini tidak dapat menyakinkan Needham bahwa
mikroorganisme tidaklah muncul karena generasi spontan. Lazzaro menyimpulkan
bahwa faktor yang menentukan kehidupan adalah potensi faktor biologis. Namun
Needham bersikeras dan membantah bahwa pemanasan yang oleh Spallanzani
menyebabkan bahan makan makhluk hidup rusak, dan udara atau oksigen itu hilang
karena dikeluarkan dari toples selagi percobaan pemanasan sehingga generasi
spontan mikroorganisme tidak dapat hidup dan muncul.
5. Franz Shchulze
(1815-1873) dan Theodor Shcwann (1810-1882).
Franz Shchulze dan
Theodor Shcwann mencoba memecahkan kontroversi tentang peran udara. Pada tahun
1836, Franz Schulze dengan experimennya melewatkan larutan asam kuat ke dalam
tabung tertutup yang berisi daging yang telah dimasak. Tahun 1837, Theodor
Schwann mengalirkan udara melalui pipa yang dipanaskan ke dalam tabung tertutup
yang bersisi kaldu kaldu daging yang dididihkan berjam-jam lamanya. Maka baik
Schultze maupun Schwann tidak menemukan mikroorganisme di dalam kaldunya sebab
mikroba telah mati oleh adanya asam kuat maupun oleh panas. Tetapi para
pendukung teori generatio spontanea berpendapat bahwa adanya asam dan panas
akan mengubah udara sehingga tidak mendukung pertumbuhan mikroba. Mereka
mengatakan bahwa udara yang lewat asam ataupun pipa panas itu telah mengalami
perubahan sedemikian rupa, sehingga tidak memungkinkan dan tidak mendukung
timbulnya kehidupan makhluk baru.
6. H. Scroeder dan Th. Von
Dusch (1854)
H. Scroeder dan Th. Von
Dusch melakukan percobaan yang lebih meyakinkan dan memantapkan
penelitian Schwan yaitu dengan melewatkan udara melalui tabung berisi kapas
yang steril menuju ke dalam labu berisi kaldu yang sebelumnya dipanaskan.
Dengan cara ini mikroorganisme disaring keluar dari udara oleh serat-serat
kapas dan dengan demikian dicegah masuk ke dalam labu maka ia tidak mendapatkan
mikroorganisme (jasad renik) baru yang tumbuh di dalam kaldu tersebut.
7. Louis Pasteur dan John
Tyndall
Menurut Louis Pasteur bahwa tidak
ada kehidupan baru yang dapat timbul dari benda mati, maka muncullah teori
“Biogenesis” yaitu “Omne vivum ex ovo, omne ovum ex vivo” yang berarti “semua
kehidupan itu berasal dari telur, dan semua telur itu berasal dari sesuatu yang
hidup”. Pernyataan Louis Pasteur tersebut, belum memberi jawaban atas
pertanyaan “darimana asal kehidupan?”. Pada tahun 1865 Louis Pasteur
mempersiapkan larutan nutrien (kaldu) didalam labu yang dilengkapi dengan
lubang atau pipa panjang dan sempit berbentuk “leher angsa”. Pasteur sendiri
meyakini bahwa sebuah sel pasti berasal dari sel lainnya. Dalam percobaannya
menggunakan tabung berleher angsa, Pasteur memanaskan larutan nutrien (kaldu)
tanpa perlakuan dan tanpa disaring kemudian udara dibiarkan keluar masuk.
Setelah sekian lama, ternyata tidak ada mikroorganisme yang tumbuh dalam
larutan itu. Pada prinsipnya udara mampu masuk ke dalam tabung, namun
partikel-partikel debu yang mengandung mikroorganisme tidak mencapai larutan nutrien
karena partikel debu akan menempel dan mengendap dalam bagian lengkungan tabung
“leher angsa” yang berbentuk huruf V dan aliran udara demikian berkurangnya
sehingga partikel-partikel debu yang mengandung mikroorganisme tidak terbawa
masuk ke dalam labu. Dalam hal ini mikroba beserta debu akan mengendap pada
bagian tabung yang berbentu U sehingga tidak akan dapat mencapai kaldu..
Di antara bukti-bukti yang
paling penting ialah hasil percobaan John Tyndall pada awal tahun 1870-an,
dengan menciptakan sebuah kotak bebas debu, dan menempatkan tabung-tabung
berisi kaldu steril didalamnya. Selama udara dalam kotak bebas dari debu maka
selama itu pula kaldu akan mengendap dan tertahan pada tabung berleher angsa
yang menuju ke dalam kotak, sehingga dari percobaan John Tyndall terbukti bahwa
mikroorganisme terbawa oleh partikel-partikel debu. Dari percobaan Louis
Pasteur dan John Tyndall tersebut maka tumbanglah teori Abiogenesis.
Disamping percobaan biogenesis,
Pasteur juga tertarik pada industry minuman anggur dan perubahan-perubahan yang
terjadi selama proses fermentasi. Fermentasi terjadi karena enzim yakni zat
yang dihasilkan sel hidup yang menyebabkan berlangsungnya reaksi-reaksi kimiawi
tertentu, dimana mikroorganisme (ragi) yang berperan.
Pasteur juga berhasil
membuktikan bahwa bakteri menjadi sebab beberapa penyakit, banyak pengamatan
yang cermat menentang keras adanya teori nutfah penyakit. Dalam tahun 1546
Francastoro dari Verona (1483-1553) menyatakan bahwa penyakit dapat disebabkan
oleh jasad renik yang terlalu kecil untuk dapat dilihat yang dipindahkan
(ditularkan) dari seseorang ke seseorang lain.
8. Robert Koch
(1843-1910)
Baik
Pasteur maupun Koch menjadi rival bersama yang sama-sama ingin mengetahui
penyebab penyakit anthrax yang sangat merugikan peternak sapi dan domba
di Eropa. Koch membuktikan bahwa bakteri merupakan penyebab anthrax dengan cara
memisahkan bakteri tersebut dari bakteri lain kemudian menginjeksikannya ke
dalam tikus yang sehat. Tikus tersebut selanjutnya menunjukkan perkembangan
menuju anthrax dan bakteri yang diisolasi dari tikus menunjukkan kesamaan
bakteri yang berasal dari domba yang sakit sebelumnya. Pada 1876, setelah
meneliti selama 6 tahun Koch mengumumkan bahwa dia telah menemukan bakteri
penyebab anthrax. Ia juga menyarankan bahwa ternak sakit supaya dibunuh dan
dibakar atau dikubur yang dalam-dalam. Dengan penemuan anthraxnya Koch
merupakan orang pertama yang membuktikan mikroba tertentu merupakan agen
penyakit tertentu. Khusus mengenai Robert Koch yang sampai sekarang namanya
tetap dikenang dan dihargai karena jasa-jasa besarnya di bidang mikrobiologi
kedokteran dan kemanusiaan. Berkat penelitian Koch ini maka ihwal dan penyebab
penyakit TBC, tifus, difteri, kolera dan gonorhoe serta antraks, dapat
terungkap dan dipisahkan secara murni. Yang paling penting untuk diketahui
adalah Postulat Koch yang menjadi dasar bagi seorang ahli untuk mencari,
menemukan dan mengetahui jasad penyebab suatu penyakit didalam suatu wabah yang
sedang berkecamuk. Postulat tersebut mempunyai 4 dalil, yaitu:
a)
Bahwa mikroorganisme yang disangka penyebab harus selalu didapatkan pada semua
penderita penyakit dan tidak didapatkan pada bukan penderita atau yang masih
sehat.
b)
Bahwa mikroorganisme penyebab harus dapat dibiakkan secara murni di dalam media
tanpa kehadiran bagian/jaringan jasad yang tadinya dikenai.
c)
Bahwa biakan jasad yg sudah dibiakkan, bila diinokulasikan (disuntikkan) kepada
hewan percobaan, akan menimbulkan gejala penyakit yg sama
d) Bahwa
biakan jasad yang sudah diinokulasikan. Dapat diisolasi/dipisahkan kembali
serta kalau kemudian dibiakkan akan mempunyai bentuk yang sama seperti asalnya
Pada tahun 1880,
Pasteur dengan menggunakan teknik dari Koch untuk mengisolasi dan membiakkan
bakteri yang menyebabkan kolera pada ayam. Untuk membuktikan penemuannya,
Pasteur membuat demonstrasi dihadapan publik tentang percobaannya yang telah
dilakukan berulang kali di laboratorium. Dia menginjeksikan biakkan bakteri
kolera pada ayam sehat dan menunggunya sampai ayam tersebut menunjukkan gejala
penyakit. Akan tetapi hasilnya membuat Pasteur mendapat malu karena ayamnya
tetap hidup dan sehat. Pasteur kemudian mengevaluasi langkah-langkah yang
menyebabkan demonstrasi tersebut gagal. Dia menemukan bahwa secara kebetulan
dia menggunakan biakan tua seperti yang telah dilakukan sebelumnya, dan satu
kelompok adalah ayam yang tidak pernah di inokulasi. Selanjutnya kedua kelompok
ayam tersebut diinjeksi dengan biakan segar. Hasilnya, kelompok ayam yang kedua
mati sedang kelompok ayam yang pertama tetap sehat. Pertama hal ini membuatnya
bingung, tetapi Pasteur segera menemukan jawabannya. bahwa, bakteri jika
dibiarkan tumbuh menjadi biakan tua menjadi avirulen yaitu kehilangan
virulensinya atau kemampuan untuk menyebabkan penyakit. Tetapi bakteri avirulen
ini masih dapat menstimulasikan sesuatu dalam tubuh host dan pada infeksi
berikutnya manjadi imun atau tahan terhadap penyakit. Pasteur menyebut bakteri
yang telah avirulen tersebut dengan vaccine (istilah yang diturunkan dari
bahasa Latin vacca yang berarti “sapi”) sedangkan imunisasi dengan biakan
bakteri disebutnya vaksinasi.
Dalam waktu yang bersamaan.
Elie Metchnikoff (1845-1916) yang bekerja di laboratorium Pasteur, mengamati
bahwa leukosit, semacam sel dalam darah manusia, dapat memakan bakteri penyebab
penyakit yang ada dalam tubuh. Pelindung terhadap infeksi ini dinamakan fagosit
atau “pemakan sel” dan prosesnya disebut fagositosis. Selain itu Smelweis
memperkenalkan kata sepsis yang berarti infeksi, antisepsis berkenaan dengan
cara-cara pemberantasan atau pencegahan infeksi. Kemudian tentang
cara-cara aseptik selama kelahiran agar mengurangi terjadinya demam nifas
karena mikroorganisme. Lister (1827-1912) mencatat 45 persen dari pasiennya
sendiri meninggal setelah pembedahan. Desinfektan pada waktu itu belum dikenal,
tetapi asam karbolat (fenol). Sudah diketahui membunuh bakteri, maka Lister
menggunakan larutan encer asam tersebut untuk merendam perlengkapan bedah dan
menyemprot ruang bedah. Luka dan torehan yang dilindungi dengan cara ini jarang
terkena infeksi dan dengan cepat menjadi sembuh. Demikian gemilangnya
keberhasilannya itu sehingga tekniknya dengan cepat diterima oleh para ahli
bedah lain, dan praktek antisepsis inilah yang mendasari prinsip teknik aseptik
masa kini yang digunakan untuk mencegah masuknya mikroorganisme kedalam luka
atau insisi. Sekarang banyak sekali macam zat kimia, seperti alkohol dan
larutan iodium, dan teknik fisik, misalnya saringan udara, dan lampu
ultraviolet germisidal (dapat membunuh kuman), yang digunakan menurunkan jumlah
mikroorganisme di tempat –tempat seperti kamar bedah dan kamar anak- anak untuk
bayi yang prematur. Dalam perkembangan berikutnya, nama-nama seperti Ehrlich
(1854- 1915), Von Behring dan Kitasato (1890), Metchnikoff (1883), Loeffer
(1884) Park (1894) dan banyak nama-nama ahli di bidang mikrobiologi, merupakan
nama yang ditulis dengan tinta emas di dalam sejarah perkembangan mikrobiologi.
Seperti secara khusus untuk bidang mikroorganisme penyakit di Amerika Serikat
oleh Rush (1813), Webster (1843), Spencer (1851), Welch (1894), McCoy (1910)
dalam bidang penyakit sipilis, pes, kolera, tifus dan difteri. Virus misalnya,
sudah sejak Pasteur dan Koch melakukan penelitian, masalahnya sudah ada dan di
usahakan untuk diketahuinya. Tetapi baru ketika diumumkan hasil penelitian
Iwanowski (1892) sarjana mikroorganisme Rusia, meneliti penyebab penyakit aneh
pada daun tembakau (yang dikenal dengan nama TMV/tobacco mosaic virus).
Timbulnya pertentangan-pertentangan dari para ilmuwan yang mengemukakan teori
asal-usul kehidupan salah satunya adalah adanya factor pertentangan ahli-ahli
ilmuwan dari paham gereja yang lebih berlandaskan atas unsur materialisme
semata, dan adanya pemisahan ilmu pengetahuan dengan urusan agama yang terutama
berhubungan dengan Tuhan sebagai sang Khalik yang menciptakan alam semesta.
Sehingga teori-teori yang mengungkap tentang rahasia darimana sebenarnya
asal-usul kehidupan itu berasal, sesungguhnya belum semuanya terbukti. Jawaban atas
ini bergantung pada pandangan hidup seseorang, jika dikaitkan dengan segi
spiritual yaitu aqidah Islam maka keyakinan dasar seseorang tentang adanya
Allah SWT sebagai pencipta, dan pengatur seluruh alam semesta Dialah yang
maha kuasa atas segala sesuatunya, baik yang ada di langit dan di bumi semua
berada di bawah pengawasan dan kekuasaan Allah SWT. Bukti-bukti tentang
penciptaan alam semesta termasuk di dalamnya seluruh makhluk hidup di muka
bumi, jelas tercantum dalam Al-Quran sebagaimana firman Allah yaitu:
·
“Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan dia
berkehendak menciptakan langit, lalu dijadikan- Nya tujuh langit! Dan Dia Maha
Mengetahui segala sesuatu “(QS Al – Baqarah : 29)
·
“Yang kepunyaan-Nyalah kerajaan langit dan bumi, dan dia tidak mempunyai anak,
dan tidak ada sekutu bagi-Nya, dalam kekuasan-Nya. Dan Dia telah menciptakan
segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuranukurannya dengan serapi-rapinya sesuai
dengan apa yang dikehendaki mudah bagi Allah” (QS Al-Furqon:2).
·
“Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata
kepadanya : “Jadilah! ”maka terjadilah ia. (QS Yaasiin :82).
·
“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: Sesungguhnya
Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari
lumpur hitam yang diberi bentuk. Maka apabila Aku telah menyempurnakan
kejadiannya, dan telah meniupkan kedalamnya ruh (ciptaan ) Ku, maka tunduklah
kamu kepadanya dengan bersujud” (QS. Al-Hijr: 28-29 ).
·
“Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka
(ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari
setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang
sempurna kejadiaanya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu
dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang telah
ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan
berangsur-angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan diantara kamu ada yang
diwafatkan dan (ada pula) diantara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun,
supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya.
Dan kamu lihat Bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air
atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam
tumbuh-tumbuhan yang indah”. (Q.S. Al-Hajj: 5).
·
“Allah lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya
dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Tidak ada bagi kamu
selain daripada-Nya seorang penolong pun dan tidak (pula) seorang pemberi
syafaat. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?” (Q.S. As-Sajadah: 4).
Dari penggalan bukti ayat-ayat Al-quran tersebut telah jelas bahwa kita sebagai
orang yang beriman, yang yakin akan adanya sang Khalik harus percaya bahwa
seluruh makhluk baik di langit dan di bumi, baik berukuran besar maupun kecil,
bahkan sampai mikroorganisme (jasad renik) yang tidak dapat terlihat dengan
mata telanjang adalah makhluk ciptaan Allah SWT, sehingga dengan mempelajari
sejarah mikrobiologi. Secara tidak langsung pengetahuan tentang aqidah kitapun
semakin bertambah. Sesungguhnya manusia hanyalah sedikit pengetahuannya, jika
dibandingkan dengan ilmu Allah SWT yang maha luas dan tak terbatas.
C.
Perioda Perkembangan Mikrobiologi
Perioda perkembangan dan kemajuan di bidang
mikrobiologi dimulai sejak awal kegiatan (zaman prasejarah) sampai dengan zaman
sekarang. Perbedaannya yaitu bahwa pada awal kegiatan, penemua-penemuan yang
didapatkan berdasarkan penelitian ataupun percobaaan yang yang sangat berbeda
dengan zaman sekarang yang serba modern.
1.
Perioda Spekulasi dan perintisan : dari zaman pra sejarah sampai tahun 1850
Di dalam perioda ini para ahli
mencoba mencari jawaban dari berbagai permasalahan yang timbul di lingkungannya
yang mungkin berkaitan dengan peranan mikroba, antara lain:
a.
Bagaimana dan dari mana kehidupan ini berasal? (masalah biogenesis)
b.
Apa yang terjadi dengan bahan makanan yang kemudian menjadi rusak? (masalah
pembusukan, pelendiran).
c.
Mengapa dan bagaimana suatu penyakit dapat menular dan menyebar? (masalah
kontagion)
d.
Apa yang terjadi dengan perlukaan yang kemudian membengkak dan mengeluarkan
nanah? (masalah supurasi)
e.
Bagaimana proses fermentasi dapat terjadi?
2.
Perioda Keemasan: Antara tahun 1850-1910
Hal ini dikaitkan dengan
penemuan-penemuan baru antara lain:
a.
Robert Koch (1881) tentang metoda isolasi (pemisahan), pembuatan preparat dan
identifikasi biakan secara murni
b.
Penemuan Petri (salah seorang asisten Koch) didalamnya terdapat teknik
inokulasi mikroba
c.
Penemuan Gram (1884) untuk system pewarnaan bakteri sehingga bakteri terbagi
menjadi dua kelompok besar : Gram Positif dan Gram Negatif
d.
Penemuan Chamberland (1887) untuk sterilisasi bahan dengan system
saringan/filter
3.
Perioda Modern: dari tahun 1910 sampai dengan sekarang
Perioda ini ditandai dengan dipergunakannya banyak metoda dan peralatan yang
mutakhir, seperti electron mikroskop, kromatografi gas, computer bahkan
internet sekalipun. Masalah-masalah pelik yang sebelumnya belum terungkap dan
belum dapat dijelaskan misalnya masalah antibiotic, vaksin, serum, virus pun
sekarang sudah dapat diketahui.
D.
Disiplin Ilmu Mikrobiologi
Pada masa sekarang, mikrobiologi sudah secara luas memasuki bidang-bidang
pengetahuan lain yang sejalan, antara lain:
1.
Bidang kesehatan: kebersihan, sanitasi dan higieni
2.
Bidang pertanian: peternakan, perikanan, kehutanan dan pasca panen
3.
Bidang industri: industri kimia, industri obat-obatan, industri kertas,
industri tekstil dan sebagainya.
4.
Bidang bahan makanan: khususnya yang berhubungan dengan masalah proses
pengolahan/ pembuatan, control kualitas dan keselamatan serta pengawetan/
preservasi juga kerusakan yang terjadi.
5.
Bidang lingkungan hidup dan pencemaran.
Pembagian disiplin ilmu
mikrobiologi tergantung pada arah atau orientasinya, apakah terhadap taksonomi
(susunan dan pengelompokkan mikroba), terhadap habitat (tempat hidup dan
perkembangan mikroba) ataupun terhadap problema (permasalahan yang
ada/ditimbulkan oleh mikroba).
0 comments:
Post a Comment