Monday, 21 September 2015

Sejarah Dan Perkembangan Mikrobiologi

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN MIKROBIOLOGI


Nama                : Mukhtar Abdul Aziz
Prodi               : Thp (Telnologi Hasil Pertanian)
Angkatan        : 2014
Fakultas          : Pertanian
Universitas     : Pattimura Ambon
Asal Sekolash : SMA N 1 Seram Utara Timur Seti
Facebook        : Mukhtar Abdul Aziz

A.          Sejarah Perkembangan Mikrobiologi                         
    Mikrobiologi merupakan suatu istilah luas yang berarti studi tentang organisme hidup yang terlalu kecil untuk dapat dilihat dengan mata terlanjang. Dalam bahasa Yunani “Mikrobiologi” diartikan mikros yang berarti kecil, bios yang artinya hidup dan logos yang artinya ilmu. Mikrobiologi adalah suatu kajian tentang bentuk, sifat dan peranan mikroorganisme. Mikroorganisme hanya dapat dilihat dengan bantuan mikroskop. Antonie Van Leeuwenhoek (1632-1723) ialah orang yang pertama kali mengetahui adanya dunia mikroorganisme. Pada tahun 1675 Antonie, membuat mikroskop dengan kualitas lensa yang cukup baik, sehingga bisa mengamati mikroorganisme yang terdapat pada air hujan yang menggenang dan pada air jambangan bunga. Dari air hujan yang menggenang di kubangan-kubangan dan dari air jambangan bunga, ia peroleh beraneka hewan bersel satu dengan menggunakan mikroskop buatannya. Ia tertarik dengan banyaknya benda-benda kecil yang dapat bergerak yang tidak terlihat dengan mata biasa. Ia menyebut benda-benda bergerak tadi dengan ‘animalcule’ yang menurutnya merupakan hewan-hewan yang sangat kecil. Selain itu ia juga menemukan adanya Hewan bersel satu ini kemudian diberi nama Infusoria atau “hewan tuangan”. Penemuan ini membuatnya lebih antusias dalam mengamati benda-benda tadi dengan lebih meningkatkan mikroskopnya. Hal ini dilakukan dengan menumbuk lebih banyak lensa dan memasangnya di lempengan perak. Akhirnya Leewenhoek membuat 250 mikroskop yang mampu memperbesar 200- 300 kali. Leewenhoek mencatat dengan teliti hasil pengamatannya tersebut dan mengirimkannya ke British Royal Society. Salah satu isi suratnya yang pertama pada tanggal 7 September 1674 ia menggambarkan adanya hewan yang sangat kecil yang sekarang dikenal dengan protozoa. Antara tahun 1963-1723 ia menulis lebih dari 300 surat yang melaporkan berbagai hasil pengamatannya. Salah satu diantaranya adalah bentuk batang, coccus maupun spiral yang sekarang dikenal dengan bakteri. Pentingnya penemuan tersebut tidak dihargai pada saat itu terlebih lagi Penemuan Leewenhoek tentang animalcules menjadi perdebatan darimana asal animalcules tersebut. Ada dua pendapat yang muncul, satu mengatakan animalcules ada karena proses pembusukan tanaman atau hewan, melalui fermentasi misalnya. Pendapat ini mendukung terori yang mengatakan bahwa Makhluk hidup berasal dari benda mati melalui proses abiogenesis (genaratio spotanea). Pendapat kedua mengatakan bahwa animalcules tadi berasal dari animalcules sebelumnya seperti halnya organismea tingkat tinggi. Pendapat ini disebut dengan biogenesis. Mikrobiologi tidak berkembang sampai perdebatan tersebut terselesaikan dengan dibuktikannya kebenaran teori biogenesis. Pembuktian ini memerlukan berbagai macam eksperimen yang nampaknya sederhana dan perlu waktu lebih dari 100 tahun.. Baru setelah hampir 200 tahun berikutnya, seorang ahli Perancis, Louis Pasteur, Louis Pasteur (1822 – 1895) seorang ahli kimia yang menaruh perhatian pada mikroorganisme. Beliau meneliti peran mikroba dalam industri anggur dan pembuatan alkohol dalam proses fermentasi.



B.           Perkembangan Studi Mikroorganisme
              Studi pengaruh dan pemanfaatan mikroorganisme, sebenarnya sudah berlangsung selama ribuan tahun, tetapi baru 300 tahun yang lalu mikroorganisme dipelajari dan dikaji lebih mendalam.

1. Teori Generatio Spontanea (Abiogenesis) dan Biogenesis
     Teori Generatio Spontanea ini dikembangkan untuk menjelaskan adanya lalat pada daging yang membusuk. Tikus pada makanan ternak yang terurai, dan ular yang membusuk pada air yang menggenang. Pada abad XIX, muncul isu ilmu pengetahuaan mengenai asal–usul kehidupan. Setelah ditemukannya suatu dunia organisme yang tidak tampak dengan mata telanjang membangun minat terhadap perbedaan mengenai asal–usul kehidupan yaitu dari manakah asal jasad – jasad renik ini muncul. Oleh karena itu muncullah pertentangan dari para ahli dan ilmuwan, sehingga melahirkan dua aliran atau tokoh yaitu aliran Non Vital dan aliran Vital. Pada zaman Aristoteles lebih dari 2000 tahun yang lalu (300 tahun  sebelum Isa Almasih) muncul suatu pendapat, bahwa kehidupan berasal dari bahan atau benda mati yang mengalami penghancuran. Konsepsi ini dikenal sebagai teori sebagai spontan atau abiogenesis (abio,”tidak hidup”: genesis “asal”). Aristoteles berpendapat, bahwa organisme hidup (mahluk –mahluk kecil) terjadi dari benda mati.

2. Francesco Redi (1668)
 Francesco Redi (1668), seorang fisikawan Italia merupakan orang pertama yang melakukan pembantahan teori generation spontanea. Pada penelitiannya Redi menggunakan dua kerat daging segar yang diletakkan dalam dua wadah. Wadah yang satu ditutupi kain yang tembus udara dan yang satu tidak ditutupi. Setelah beberapa hari, pada daging tidak tertutup mulailah keluar belatung-belatung. Sementara itu pada daging yang tertutup tidak tumbuh belatung dari experimen itu maka Franscesco Redi menyimpulkan dan menunjukkan bahwa ulat yang ada dalam daging busuk adalah larva yang berasal dari telur lalat, bukan hasil dari generatio spontanea.

3.  John Needham (1713-1781)
   Needham adalah seorang pendeta bangsa Irlandia. Selama tahun 1745-1750 ia mengadakan percobaan dengan daging yang direbus. Ia juga mengadakan eksperimen lain dengan berbagai rebusan padi-padian. Meskipun air rebusan tersebut disimpannya rapat-rapat dalam botol tertutup, namun timbulah mikroorganisme dengan kata lain menurutnya kehidupan dapat timbul dari benda mati.

4. Lazzaro Spallanzani (1729-1799)
 Lazzaro Spallanzani, seorang biologiwan italia, dalam usahanya untuk membantah dan membuktikan bahwa konsepsi abiogenesis yang dikemukakan oleh Antonie dan Nedham itu tidak benar. Dia mengatakan bahwa perebusan dan kemudian penutupan botol–botol berisi air rebusan yang dilakukan Needham itu tidak sempurna. Kemudian Spallanzani melakukan percobaan dengan merebus kaldu daging selama 1 jam dan menempatkannya pada toples yang disegel/ditutup rapat dan hasilnya menunjukkan tidak ditemukannya mikroorganisme dalam kaldu tersebut, karena dengan menutup botol tidak memungkinkan masuknya udara (oksigen) yang sangat dibutuhkan bagi kehidupan mikroorganisme. Namun hal ini tidak dapat menyakinkan Needham bahwa mikroorganisme tidaklah muncul karena generasi spontan. Lazzaro menyimpulkan bahwa faktor yang menentukan kehidupan adalah potensi faktor biologis. Namun Needham bersikeras dan membantah bahwa pemanasan yang oleh Spallanzani menyebabkan bahan makan makhluk hidup rusak, dan udara atau oksigen itu hilang karena dikeluarkan dari toples selagi percobaan pemanasan sehingga generasi spontan mikroorganisme tidak dapat hidup dan muncul.

5.  Franz Shchulze (1815-1873) dan Theodor Shcwann (1810-1882).
  Franz Shchulze  dan Theodor Shcwann mencoba memecahkan kontroversi tentang peran udara. Pada tahun 1836, Franz Schulze dengan experimennya melewatkan larutan asam kuat ke dalam tabung tertutup yang berisi daging yang telah dimasak. Tahun 1837, Theodor Schwann mengalirkan udara melalui pipa yang dipanaskan ke dalam tabung tertutup yang bersisi kaldu kaldu daging yang dididihkan berjam-jam lamanya. Maka baik Schultze maupun Schwann tidak menemukan mikroorganisme di dalam kaldunya sebab mikroba telah mati oleh adanya asam kuat maupun oleh panas. Tetapi para pendukung teori generatio spontanea berpendapat bahwa adanya asam dan panas akan mengubah udara sehingga tidak mendukung pertumbuhan mikroba. Mereka mengatakan bahwa udara yang lewat asam ataupun pipa panas itu telah mengalami perubahan sedemikian rupa, sehingga tidak memungkinkan dan tidak mendukung timbulnya kehidupan makhluk baru.

6. H. Scroeder dan Th. Von Dusch (1854)
  H. Scroeder dan Th. Von Dusch  melakukan percobaan yang lebih meyakinkan dan memantapkan penelitian Schwan yaitu dengan melewatkan udara melalui tabung berisi kapas yang steril menuju ke dalam labu berisi kaldu yang sebelumnya dipanaskan. Dengan cara ini mikroorganisme disaring keluar dari udara oleh serat-serat kapas dan dengan demikian dicegah masuk ke dalam labu maka ia tidak mendapatkan mikroorganisme (jasad renik) baru yang tumbuh di dalam kaldu tersebut.

7. Louis Pasteur dan John Tyndall
Menurut Louis Pasteur bahwa tidak ada kehidupan baru yang dapat timbul dari benda mati, maka muncullah teori “Biogenesis” yaitu “Omne vivum ex ovo, omne ovum ex vivo” yang berarti “semua kehidupan itu berasal dari telur, dan semua telur itu berasal dari sesuatu yang hidup”. Pernyataan Louis Pasteur tersebut, belum memberi jawaban atas pertanyaan “darimana asal kehidupan?”. Pada tahun 1865 Louis Pasteur mempersiapkan larutan nutrien (kaldu) didalam labu yang dilengkapi dengan lubang atau pipa panjang dan sempit berbentuk “leher angsa”. Pasteur sendiri meyakini bahwa sebuah sel pasti berasal dari sel lainnya. Dalam percobaannya menggunakan tabung berleher angsa, Pasteur memanaskan larutan nutrien (kaldu) tanpa perlakuan dan tanpa disaring kemudian udara dibiarkan keluar masuk. Setelah sekian lama, ternyata tidak ada mikroorganisme yang tumbuh dalam larutan itu. Pada prinsipnya udara mampu masuk ke dalam tabung, namun partikel-partikel debu yang mengandung mikroorganisme tidak mencapai larutan nutrien karena partikel debu akan menempel dan mengendap dalam bagian lengkungan tabung “leher angsa” yang berbentuk huruf V dan aliran udara demikian berkurangnya sehingga partikel-partikel debu yang mengandung mikroorganisme tidak terbawa masuk ke dalam labu. Dalam hal ini mikroba beserta debu akan mengendap pada bagian tabung yang berbentu U sehingga tidak akan dapat mencapai kaldu..
 Di antara bukti-bukti yang paling penting ialah hasil percobaan John Tyndall pada awal tahun 1870-an, dengan menciptakan sebuah kotak bebas debu, dan menempatkan tabung-tabung berisi kaldu steril didalamnya. Selama udara dalam kotak bebas dari debu maka selama itu pula kaldu akan mengendap dan tertahan pada tabung berleher angsa yang menuju ke dalam kotak, sehingga dari percobaan John Tyndall terbukti bahwa mikroorganisme terbawa oleh partikel-partikel debu. Dari percobaan Louis Pasteur dan John Tyndall tersebut maka tumbanglah teori Abiogenesis.
Disamping percobaan biogenesis, Pasteur juga tertarik pada industry minuman anggur dan perubahan-perubahan yang terjadi selama proses fermentasi. Fermentasi terjadi karena enzim yakni zat yang dihasilkan sel hidup yang menyebabkan berlangsungnya reaksi-reaksi kimiawi tertentu,  dimana mikroorganisme (ragi) yang berperan.
  Pasteur juga berhasil membuktikan bahwa bakteri menjadi sebab beberapa penyakit, banyak pengamatan yang cermat menentang keras adanya teori nutfah penyakit. Dalam tahun 1546 Francastoro dari Verona (1483-1553) menyatakan bahwa penyakit dapat disebabkan oleh jasad renik yang terlalu kecil untuk dapat dilihat yang dipindahkan (ditularkan) dari seseorang ke seseorang lain.

 8. Robert Koch (1843-1910)
     Baik Pasteur maupun Koch menjadi rival bersama yang sama-sama ingin mengetahui penyebab penyakit anthrax yang sangat merugikan peternak  sapi dan domba di Eropa. Koch membuktikan bahwa bakteri merupakan penyebab anthrax dengan cara memisahkan bakteri tersebut dari bakteri lain kemudian menginjeksikannya ke dalam tikus yang sehat. Tikus tersebut selanjutnya menunjukkan perkembangan menuju anthrax dan bakteri yang diisolasi dari tikus menunjukkan kesamaan bakteri yang berasal dari domba yang sakit sebelumnya. Pada 1876, setelah meneliti selama 6 tahun Koch mengumumkan bahwa dia telah menemukan bakteri penyebab anthrax. Ia juga menyarankan bahwa ternak sakit supaya dibunuh dan dibakar atau dikubur yang dalam-dalam. Dengan penemuan anthraxnya Koch merupakan orang pertama yang membuktikan mikroba tertentu merupakan agen penyakit tertentu. Khusus mengenai Robert Koch yang sampai sekarang namanya tetap dikenang dan dihargai karena jasa-jasa besarnya di bidang mikrobiologi kedokteran dan kemanusiaan. Berkat penelitian Koch ini maka ihwal dan penyebab penyakit TBC, tifus, difteri, kolera dan gonorhoe serta antraks, dapat terungkap dan dipisahkan secara murni. Yang paling penting untuk diketahui adalah Postulat Koch yang menjadi dasar bagi seorang ahli untuk mencari, menemukan dan mengetahui jasad penyebab suatu penyakit didalam suatu wabah yang sedang berkecamuk.  Postulat tersebut mempunyai 4 dalil, yaitu:
a)      Bahwa mikroorganisme yang disangka penyebab harus selalu didapatkan pada semua penderita penyakit dan tidak didapatkan pada bukan penderita atau yang masih sehat.
b)      Bahwa mikroorganisme penyebab harus dapat dibiakkan secara murni di dalam media tanpa kehadiran bagian/jaringan jasad yang tadinya dikenai.
c)      Bahwa biakan jasad yg sudah dibiakkan, bila diinokulasikan (disuntikkan) kepada hewan percobaan, akan menimbulkan gejala penyakit yg sama
d)     Bahwa biakan jasad yang sudah diinokulasikan. Dapat diisolasi/dipisahkan kembali serta kalau kemudian dibiakkan akan mempunyai bentuk yang sama seperti asalnya
   Pada tahun 1880, Pasteur dengan menggunakan teknik dari Koch untuk mengisolasi dan membiakkan bakteri yang menyebabkan kolera pada ayam. Untuk membuktikan penemuannya, Pasteur membuat demonstrasi dihadapan publik tentang percobaannya yang telah dilakukan berulang kali di laboratorium. Dia menginjeksikan biakkan bakteri kolera pada ayam sehat dan menunggunya sampai ayam tersebut menunjukkan gejala penyakit. Akan tetapi hasilnya membuat Pasteur mendapat malu karena ayamnya tetap hidup dan sehat. Pasteur kemudian mengevaluasi langkah-langkah yang menyebabkan demonstrasi tersebut gagal. Dia menemukan bahwa secara kebetulan dia menggunakan biakan tua seperti yang telah dilakukan sebelumnya, dan satu kelompok adalah ayam yang tidak pernah di inokulasi. Selanjutnya kedua kelompok ayam tersebut diinjeksi dengan biakan segar. Hasilnya, kelompok ayam yang kedua mati sedang kelompok ayam yang pertama tetap sehat. Pertama hal ini membuatnya bingung, tetapi Pasteur segera menemukan jawabannya.  bahwa, bakteri jika dibiarkan tumbuh menjadi biakan tua menjadi avirulen yaitu kehilangan virulensinya atau kemampuan untuk menyebabkan penyakit. Tetapi bakteri avirulen ini masih dapat menstimulasikan sesuatu dalam tubuh host dan pada infeksi berikutnya manjadi imun atau tahan terhadap penyakit. Pasteur menyebut bakteri yang telah avirulen tersebut dengan vaccine (istilah yang diturunkan dari bahasa Latin vacca yang berarti “sapi”) sedangkan imunisasi dengan biakan bakteri disebutnya vaksinasi.
            Dalam waktu yang bersamaan. Elie Metchnikoff (1845-1916) yang bekerja di laboratorium Pasteur, mengamati bahwa leukosit, semacam sel dalam darah manusia, dapat memakan bakteri penyebab penyakit yang ada dalam tubuh. Pelindung terhadap infeksi ini dinamakan fagosit atau “pemakan sel” dan prosesnya disebut fagositosis. Selain itu Smelweis memperkenalkan kata sepsis yang berarti infeksi, antisepsis berkenaan dengan cara-cara pemberantasan atau pencegahan infeksi. Kemudian  tentang cara-cara aseptik selama kelahiran agar mengurangi terjadinya demam nifas karena mikroorganisme. Lister (1827-1912) mencatat 45 persen dari pasiennya sendiri meninggal setelah pembedahan. Desinfektan pada waktu itu belum dikenal, tetapi asam karbolat (fenol). Sudah diketahui membunuh bakteri, maka Lister menggunakan larutan encer asam tersebut untuk merendam perlengkapan bedah dan menyemprot ruang bedah. Luka dan torehan yang dilindungi dengan cara ini jarang terkena infeksi dan dengan cepat menjadi sembuh. Demikian gemilangnya keberhasilannya itu sehingga tekniknya dengan cepat diterima oleh para ahli bedah lain, dan praktek antisepsis inilah yang mendasari prinsip teknik aseptik masa kini yang digunakan untuk mencegah masuknya mikroorganisme kedalam luka atau insisi. Sekarang banyak sekali macam zat kimia, seperti alkohol dan larutan iodium, dan teknik fisik, misalnya saringan udara, dan lampu ultraviolet germisidal (dapat membunuh kuman), yang digunakan menurunkan jumlah mikroorganisme di tempat –tempat seperti kamar bedah dan kamar anak- anak untuk bayi yang prematur. Dalam perkembangan berikutnya, nama-nama seperti Ehrlich (1854- 1915), Von Behring dan Kitasato (1890), Metchnikoff (1883), Loeffer (1884) Park (1894) dan banyak nama-nama ahli di bidang mikrobiologi, merupakan nama yang ditulis dengan tinta emas di dalam sejarah perkembangan mikrobiologi. Seperti secara khusus untuk bidang mikroorganisme penyakit di Amerika Serikat oleh Rush (1813), Webster (1843), Spencer (1851), Welch (1894), McCoy (1910) dalam bidang penyakit sipilis, pes, kolera, tifus dan difteri. Virus misalnya, sudah sejak Pasteur dan Koch melakukan penelitian, masalahnya sudah ada dan di usahakan untuk diketahuinya. Tetapi baru ketika diumumkan hasil penelitian Iwanowski (1892) sarjana mikroorganisme Rusia, meneliti penyebab penyakit aneh pada daun tembakau (yang dikenal dengan nama TMV/tobacco mosaic virus).
       Timbulnya pertentangan-pertentangan dari para ilmuwan yang mengemukakan teori asal-usul kehidupan salah satunya adalah adanya factor pertentangan ahli-ahli ilmuwan dari paham gereja yang lebih berlandaskan atas unsur materialisme semata, dan adanya pemisahan ilmu pengetahuan dengan urusan agama yang terutama berhubungan dengan Tuhan sebagai sang Khalik yang menciptakan alam semesta. Sehingga teori-teori yang mengungkap tentang rahasia darimana sebenarnya asal-usul kehidupan itu berasal, sesungguhnya belum semuanya terbukti. Jawaban atas ini bergantung pada pandangan hidup seseorang, jika dikaitkan dengan segi spiritual yaitu aqidah Islam maka keyakinan dasar seseorang tentang adanya Allah SWT sebagai pencipta, dan pengatur seluruh alam semesta  Dialah yang maha kuasa atas segala sesuatunya, baik yang ada di langit dan di bumi semua berada di bawah pengawasan dan kekuasaan Allah SWT. Bukti-bukti tentang penciptaan alam semesta termasuk di dalamnya seluruh makhluk hidup di muka bumi, jelas tercantum dalam Al-Quran sebagaimana firman Allah yaitu:
·         “Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan dia berkehendak menciptakan langit, lalu dijadikan- Nya tujuh langit! Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu “(QS Al – Baqarah : 29)
·         “Yang kepunyaan-Nyalah kerajaan langit dan bumi, dan dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagi-Nya, dalam kekuasan-Nya. Dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuranukurannya dengan serapi-rapinya sesuai dengan apa yang dikehendaki mudah bagi Allah” (QS Al-Furqon:2).
·         “Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya : “Jadilah! ”maka terjadilah ia. (QS Yaasiin :82).
·         “Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan kedalamnya ruh (ciptaan ) Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud” (QS. Al-Hijr: 28-29 ).
·         “Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiaanya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang telah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan diantara kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula) diantara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. Dan kamu lihat Bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah”. (Q.S. Al-Hajj: 5).
·         “Allah lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Tidak ada bagi kamu selain daripada-Nya seorang penolong pun dan tidak (pula) seorang pemberi syafaat. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?” (Q.S. As-Sajadah: 4).
      Dari penggalan bukti ayat-ayat Al-quran tersebut telah jelas bahwa kita sebagai orang yang beriman, yang yakin akan adanya sang Khalik harus percaya bahwa seluruh makhluk baik di langit dan di bumi, baik berukuran besar maupun kecil, bahkan sampai mikroorganisme (jasad renik) yang tidak dapat terlihat dengan mata telanjang adalah makhluk ciptaan Allah SWT, sehingga dengan mempelajari sejarah mikrobiologi. Secara tidak langsung pengetahuan tentang aqidah kitapun semakin bertambah. Sesungguhnya manusia hanyalah sedikit pengetahuannya, jika dibandingkan dengan ilmu Allah SWT yang maha luas dan tak terbatas.

C.          Perioda Perkembangan Mikrobiologi
         Perioda perkembangan dan kemajuan di bidang mikrobiologi dimulai sejak awal kegiatan (zaman prasejarah) sampai dengan zaman sekarang. Perbedaannya yaitu bahwa pada awal kegiatan, penemua-penemuan yang didapatkan berdasarkan penelitian ataupun percobaaan yang yang sangat berbeda dengan zaman sekarang yang serba modern.
1.   Perioda Spekulasi dan perintisan : dari zaman pra sejarah sampai tahun 1850
Di dalam perioda ini para ahli mencoba mencari jawaban dari berbagai permasalahan yang timbul di lingkungannya yang mungkin berkaitan dengan peranan mikroba, antara lain:
a.       Bagaimana dan dari mana kehidupan ini berasal? (masalah biogenesis)
b.      Apa yang terjadi dengan bahan makanan yang kemudian menjadi rusak? (masalah pembusukan, pelendiran).
c.       Mengapa dan bagaimana suatu penyakit dapat menular dan menyebar? (masalah kontagion)
d.      Apa yang terjadi dengan perlukaan yang kemudian membengkak dan mengeluarkan nanah? (masalah supurasi)
e.       Bagaimana proses fermentasi dapat terjadi?
2.   Perioda Keemasan: Antara tahun 1850-1910
Hal ini dikaitkan dengan penemuan-penemuan baru antara lain:
a.          Robert Koch (1881) tentang metoda isolasi (pemisahan), pembuatan preparat dan identifikasi biakan secara murni
b.         Penemuan Petri (salah seorang asisten Koch) didalamnya terdapat  teknik inokulasi mikroba
c.          Penemuan Gram (1884) untuk system pewarnaan bakteri sehingga bakteri terbagi menjadi dua kelompok besar : Gram Positif dan Gram Negatif
d.         Penemuan Chamberland (1887) untuk sterilisasi bahan dengan system saringan/filter
3.   Perioda Modern: dari tahun 1910 sampai dengan sekarang
      Perioda ini ditandai dengan dipergunakannya banyak metoda dan peralatan yang mutakhir, seperti electron mikroskop, kromatografi gas, computer  bahkan internet sekalipun. Masalah-masalah pelik yang sebelumnya belum terungkap dan belum dapat dijelaskan misalnya masalah antibiotic, vaksin, serum, virus pun sekarang sudah dapat diketahui.

D.          Disiplin Ilmu Mikrobiologi
      Pada masa sekarang, mikrobiologi sudah secara luas memasuki bidang-bidang pengetahuan lain yang sejalan, antara lain:
1.      Bidang kesehatan: kebersihan, sanitasi dan higieni
2.      Bidang pertanian: peternakan, perikanan, kehutanan dan pasca panen
3.      Bidang industri: industri kimia, industri obat-obatan, industri kertas,  industri tekstil dan sebagainya.
4.      Bidang bahan makanan: khususnya yang berhubungan dengan masalah proses pengolahan/ pembuatan, control kualitas dan keselamatan serta pengawetan/ preservasi juga kerusakan yang terjadi.
5.      Bidang lingkungan hidup dan pencemaran.
Pembagian disiplin ilmu mikrobiologi tergantung pada arah atau orientasinya, apakah terhadap taksonomi (susunan dan pengelompokkan mikroba), terhadap habitat (tempat hidup dan perkembangan mikroba) ataupun terhadap problema (permasalahan yang ada/ditimbulkan oleh mikroba).


0 comments:

Post a Comment

Statistics Pengunjung